9.
Peta Konsep VirusVirus
Pendahuluan
Virus merupakan parasit sejati,
tidak memiliki “mesin” biosintetik sendiri. Tubuhnya hanya terdiri dari
selubung protein dan isi yang terdiri dari DNA saja atau RNA saja. Ketika virus
dikristalkan, virus mirip benda tak hidup. Namun, jika dimasukkan ke dalam
lingkungan yang cocok, virus akan hidup kembali. Sebagai parasit sejati, virus
menginfeksi tumbuhan, hewan, dan manusia. Penyakit AIDS, cacar, polio,
hepatitis, herpes merupakan contoh penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang
manusia.
Berikut adalah daftar materi yang tersedia di dalam blog ini:
Penelitian
mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman,
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti
menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak
berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan
tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[1] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.[1] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
Ciri-Ciri Virus
Virus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
2.
Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar
antara 20 mµ - 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya
diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
3.
Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4.
Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi.
Ada yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk
seperti kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor"
silindris.
5.
Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan
serabut ekor.
6.
virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7.
Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada
bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus
tidak dapat membelah diri.
9.
Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat
dikristalkan.
Struktur Tubuh Virus
Virus
merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada
bakteri. Karena itu pula, virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.
Partikel
virus mengandung DNA atau RNA yang dapat berbentuk untai tunggal atau ganda.
Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus
tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik tersebut
diselubungi lapisan protein yang disebut kapsid. Kapsid bisa berbentuk bulat
(sferik) atau heliks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.
Untuk
virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap
protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang
sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut
nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan
lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh
virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam
pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid
virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa
bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas
protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein
yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien
T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka
T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks,
kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun
biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Partikel lengkap virus disebut
virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen
selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
Jenis-Jenis Struktur Virus
•
Virus Berselubung
•
Virus Kompkeks
•
Virus Telanjang
Perbandingan Ukuran Virus
Bentuk Tubuh Virus
Reproduksi Virus
Virus
hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu,
virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.
Cara reproduksi virus disebut proliferasi atau replikasi.
Pada
Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan
daur lisogenik. Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah
berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak
menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri,
sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak virus pun ikut
membelah.
Pada
prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip
dengan yang berlangsung pada bakteriofage, yaitu melalui fase adsorpsi,
sintesis, dan lisis.
a. Infeksi secara litik/daur litik
Daur litik melalui fase-fase berikut ini:
1.
Fase adsorpsi dan infeksi
Dengan
ujung ekornya, fag melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel
bakteri, daerah itu disebut daerah reseptor (receptor site : receptor spot).
Daerah ini khas bagi fag tertentu, dan fag jenis lain tak dapat melekat di
tempat tersebut. Virus penyerang bakteri tidak memiliki enzim-enzim untuk
metabolisme, tetapi rnemiliki enzim lisozim yang berfungsi merusak atau
melubangi dinding sel bakteri.
Sesudah
dinding sei bakteri terhidrolisis (rusak) oleh lisozim, maka seluruh isi fag
masuk ke dalam hospes (sel bakteri). Fag kemudian merusak dan mengendalikan DNA
bakteri.
2.
Fase Replikasi (fase sintesis)
DNA
fag mengadakan pembentukan DNA (replikasi) menggunakan DNA bakteri sebagai
bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus
molekul DNA baru virus yang lengkap dengan selubungnya.
3.
Fase Pembebasan virus fag - fag baru / fase lisis
Sesudah
fag baru terbentuk, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga keluarlah fag yang
baru. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar 200. Pembentukan partikel
bakteriofag memerlukan waktu sekitar 20 menit.
b. Infeksi secara lisogenik/daur lisogenik
Daur lisogenik melalui fase-fase berikut ini:
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Fag
menempel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada bakteri
kemudian mengeluarkan DNAnya ke dalam tubuh bakteri.
2.
Fase penggabungan
DNA
virus bersatu dengan DNA bakteri membentuk profag. Dalam bentuk profag,
sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya acla satu
gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang
berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
3.
Fase pembelahan
Bila bakteri membelah diri, profag
ikut membelah sehingga dua sel anakan bakteri juga mengandung profag di dalam
selnya. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama sel bakteri yang
mengandung profag membelah. Jadi jelaslah bahwa pada virus tidak terjadi
pembelahan sel, tetapi terjadi penyusunan bahan virus (fag) baru yang berasal
dari bahan yang telah ada dalam sel bakteri yang diserang.
Beberapa
perbedaan daur litik dan lisogenik:
Siklus/daur litikv
•
Waktu relatif singkat
•
Menonaktifkan bakteri
•
Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri
Siklus/daur lisogenik v
•
Waktu relatif lama
•
Mengkominasi materi genetic bakteri dengn virus
• Terikat pada kromosom bakteri
Peranan Virus dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi
genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam
virus diubah menjadi gen baik (penyembuh) disebut vaksin. Contohnya
pembuatan vaksin polio, rabies, hepatitis B, influenza, cacar, dan vaksin MMR
(Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar gondong, dan campak.
Pada umumnya virus bersifat rnerugikan. Virus sangat dikenal
sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini
tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus
menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus dapat menginfeksi tumbuhan,
hewan, dan manusia sehingga menimbulkan penyakit.
a. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus
- Mosaik, penyakit yang
menyebabkan bercak kuning pada daun tumbuhan seperti tembakau, kacang
kedelai, tomat kentang dan beberapa jenis labu. Penyakit ini disebabkan
oleh Tobacco Mozaic Virus (TMV). Mentimun (Cucumber Mozaic), buncis (Bean
cane mozaic dan Bean mozaic), gandum (Wheat mozaic), tebu (Sugar cane
mozaic). Virus TMV pada tanaman ditularkan secara mekanis atau melalui benih.
Virus ini belum diketahui dapat ditularkan melalui vektor (serangga
penular). Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa
tahun. Virus bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan dari benih ke
pembibitan pada saat pengelolaan tanaman secara mekanis misalnya pada saat
pemindahan bibit ke pertanaman. Gejala Serangan daun tanaman yang
terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun
relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika menyerang
tanaman muda, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil.
- Yellows, penyakit yang
menyerang tumbuhan aster.
- Daun menggulung, terjadi pada
tembakau, kapas, dan lobak yang diserang virus TYMV.
- Penyakit tungro (virus Tungro)
pada tanaman padi. Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya
terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh
kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek
dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering
berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang
berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang
lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi.
Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah
serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
- Penyakit degenerasi pembuluh
tapis pada jeruk (virus citrus vein phloem degeneration (CVPD). Virus ini
dengan begitu cepat menyebar ditularkan serangga vektor Diaphorina Citri
Kuwayana (Homoptera Psyllidae) atau masyarakat umum menyebutnya kutu
loncat atau kutu putih.
b. Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus
1. Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang
menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease
virus (NCDV). Ayam yang terjangkit penyakit ini harus dimusnahkan karena dapat
bertindak sebagai sumber pencemaran dan penular.diikuti oleh gangguan syaraf
serta diare.
2. Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit
yang menyerang ternak sapi dan kerbau. penyakit kuku dan mulut merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus yang mudah menyerang hewan ternak berkuku
belah diantaranya sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi. Penyebaran penyakit
itu dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya virus yang terbawa oleh
angin, persinggungan badan dengan hewan ternak yang sudah terinveksi,
bercampurnya hewan ternak dalam angkutan truk, serta pakan ternak yang
mengandung virus. Penyakit kuku dan mulut mengakibatkan sariawan yang
mengganggu kuku dan mulut sehingga ternak tidak nafsu makan selama hampir dua
minggu, hingga berangsur kurus dan akhirnya mati.
3. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma
virus (RSV).
4. Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang
menyerang anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah Rhabdovirus. Penyakit
anjing gila (rabies) adalah suatu penyakit menular yang akut, menyerang susunan
syaraf pusat, disebabkan oleh virus rabies jenis Rhabdho virus yang dapat
menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia. Penyakit ini sangat ditakuti
dan mengganggu ketentraman hidup manusia, karena apabila sekali gejala klinis
penyakit rabies timbul maka biasanya diakhiri dengan kematian.
5. Polyoma, penyebab tumor pada hewan.
6. Adenovirus, penyebab tumor pada hewan
tertentu.
c. Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus
- lnfluenza
Penyebab influenza adalah virus orthomyxovirus
yang berbentuk seperti bola. Virus influenza ditularkan lewat udara dan masuk
ke tubuh manusia melalui alat pernapasan. Virus influenza pada umumnya menyerang
hanya pada sistem pernapasan. Terdapat tiga tipe serologi virus influenza,
yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A dapat menginfeksi manusia dan hewan, sedangkan B
dan C hanya menginfeksi manusia. Gejala influenza adalah demam, sakit kepala,
pegal linu otot, dan kehilangan nafsu makan, Orang yang terserang influenza
biasanya akan sembuh dalam 3 sampai 7 hari.
Penanggulangan virus ini telah diusahakan oleh
beberapa ahli dengan pembuatan vaksin. pendekatan terbaru adalah dengan
pemakaian mutan virus hidup vang dilemahkan untuk mendorong agar respon
kekebalan tubuh meningkat.
Pencegahan terhadap penyakit influenza adalah
dengan menjaga daya tahan tubuh dan menghindari kontak dengan penderita
influenza.
- Campak
Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus yang tidak
rnengandung enzim neurominidase.Gejala campak adalah demam tinggi, batuk, dan
rasa nyeri di seluruh tubuh.
Di awal masa inkubasi, virus berlipat ganda di
saluran pernapasan atas. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar
keseluruh bagian tubuh, terutama kulit.
- Cacar air
Cacar air disebabkan oleh virus Herpesvirus
varicellae. Virus ini mempunvai DNA ganda dan menyerang sel diploid manusia.
- Hepatitis
Hepatitis (pembengkakan hati) disebabkan oleh
virus hepatitis. Ada 3 macam virus hepatitis yaitu hepatitis A, B, dau C
(non-A,non-B). Gejalanya adalah demam, mual, dan muntah, serta perubahan warna
kulit dan selaput lendir menjadi kuning. Virus hepatitis A cenderung
menimbulkan hepatitis akut, sedangkan virus hepatitis B cenderung menimbulkan
hepatitis kronis. Penderita hepatitis B mempunyai risiko menderita kanker hati.
Penyakit ini dapat rnenular melalui minuman yang terkontaminasi, transfusi
darah, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
- Polio
Polio disebabkan oleh poliovirus. Serangan
poliovirus menyebabkan lumpuh bila virus menginfeksi selaput otak (meninges)
dan merusak sel saraf yang berhubungan dengan saraf tepi.
Virus ini menyerang anak - anak berusia antara 1
- 5 tahun . virus polio dapat hidup di air selama berbulan - bulan, sehingga
dapat menginfeksi melalui air yang diminum. Dalam keadaan beku virus ini dapat
ditularkan lewat lingkungan yang buruk, melalui makanan dan minuman. penularan
dapat terjadi melalui alat makan bahkan melalui ludah.
- Gondong
Penyakit gondong disebabkan oleh paramyxovirus
dapat hidup dijaringan otak , selaput otak, pankreas, testis, kelenjar parotid
dan radang di hati. Penyakit gondong ditandai dengan pembengkakan di kelenjar
parotid pada leher di bawah daun telinga. penularannya terjadi melalui kontak
langsung dengan penderita melalui ludah, urin dan muntahan.
- AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
adalah penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Virus HIV adalah virus kompleks yang rnempunvai 2
molekul RNA di dalam intinya. Virus tersebut diduga kuat berasal dari virus
kera afrika yang telah mengalami mutasi. Walaupun AIDS sangat mematikan,
penularannya tidak semudah penularan virus lain. Virus HIV tidak ditularkan
melalui kontak biasa seperti jabat tangan, pelukan, batuk, bersin, peralatan
makan dan mandi, asalkan tidak ada luka di kulit.
Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui
luka di kulit atau selaput lendir. Penularannya dapat terjadi melalui hubungan
seksual, transfusi darah, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Gejala
awal ditandai oleh pembesaran nodus limfa. Penyakit yang umumnya diderita
adalah pneumonia, diare, kanker, penurunan berat badan, dan gagal jantung. Pada
penderita, virus HIV banyak terkonsentrasi di dalam darah dan cairan mani.
Sekali virus menginfeksi penderita, virus akan tetap ada sepanjang hidup
penderita.
- Ebola
Gejala awal vang ditimbulkan ebola mirip
influenza, yaitu demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan hilang nafsu
makan.
Gejala ini muncul setelah 3 hari terinfeksi. Setelah itu virus ebola mulai mereplikasikan dirinya. Virus ebola menyerang sel darah.
Gejala ini muncul setelah 3 hari terinfeksi. Setelah itu virus ebola mulai mereplikasikan dirinya. Virus ebola menyerang sel darah.
Sebagai akibatnva sel darah yang mati akan
menyumbat kapiler darah, mengakibatkan kulit memar, rnelepuh, dan seringkali
larut seperti kertas basah.
Pada hari ke-6, darah keluar dari mata, hidung,
dan telinga. Selain itu penderita memuntahkan cairan hitam vang merupakan
bagian jaringan dalam tubuh yang hancur.
Pada hari ke-9, biasanva penderita akan mati.
Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola (darah, feses, urin, ludah, keringat). Sampai saat ini belum ada obat penyembuhnya.
Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola (darah, feses, urin, ludah, keringat). Sampai saat ini belum ada obat penyembuhnya.
Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan
dan Zaire. Habitatnya di alam belum diketahui, demikan pula bagaimana prosesnya
menjadi epidemik. Virus ebola dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit.
kemudian akan mati oleh radiasi uliraviolet.
- Herpes simplex
Disebabkan oleh virus anggota
sukuHerpetoviridae, yang menyerang kulit dan selaput lendir. Virus herpes
simplex dapat menyerang bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
Penyakit ini biasanya menyerang mata, bibir,
mulut, kulit, alat kelamin, dan kadang - kadang otak. Infeksi pertama biasanya
setempat dan cenderung hilang timbul. Virus masuk ke dalam tubuh melalui luka
kecil. Pada bayi, virus sering ditularkan pada saat dilahirkan.
Selain itu virus juga ditularkan melalui
hubungan seksual. Kecuali pada mata dan otak, gejala utama penyakit adalah
timbul gelembung - gelembung kecil. Gelembung tersebut sangat mudah pecah.
Infeksi pada alat kelamin diduga merupakan salah satu faktor penyebab tumor
ganas di daerah genitalia tersebut.
- Papilloma
Disebabkan oleh salah satu virus yang diduga
dapat menimbulkan tumor di kulit, alat kelamin, tenggorokan, dan saluran utama
pernapasan.
Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.
Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.
- SARS (Severe Acute Respirotory
Syndrome)
Diduga disebabkan oleh virus Corona mamalia
(golongan musang, rakun) yang mudah sekali bermutasi setiap terjadi replikasi.
Gejala-gejala penyakit: suhu tubuh di atas 39oC,
menggigil, kelelahan otot, batuk kering, sakit kepala, susah bernapas, dan
diare.
- Rabies
Disebabkan oleh virus rabies. Rabies sebenarnya
merupakan penyakit yang menyerang hewan, misalnya anjing, kucing, dan kelelawar
penghisap darah. Hewan yang terkena dapat menunjukkan tingkah laku agresif
ataupun kelumpuhan.
Virus ditularkan pada manusia melalui gigitan
binatang yang terinfeksi. Setelah masa inkubasi yang sangat bervariasi, dari 13
hari sampai 2 tahun (rata-rata 20 - 60 hari), timbul gejaia kesemutan di
sekitar luka gigitan, gelisah, dan otot tegang. Gangguan fungsi otak, seperti
hilangnya kesadaran, terjadi kira - kira satu minggu kemudian, Rabies sering
kali menyebabkan kematian.
Sebagai panduan tentang rabies, dapat dipakai
teori dari Vaughan sebagai berikut:
1) Jika hewan yang menggigit tidak menunjukkan
gejala rabies dalam waktu 5 - 7 hari setelah menggigit, dapat dianggap bahwa
gigitan tidak mengandung virus rabies.
2) Tidak semua hewan berpenyakit rabies
mengeluarkan virus rabies dalam ludahnya.
3) Gigitan kucing lebih berbahaya daripada gigitan anjing,
karena kemungkinan adanya virus pada ludah kucing yang terinfeksi rabies lebih
besar (90%) daripada anjing (45%). Pencegahan penyakit pada hewan dilakukan
dengan cara vaksinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar