Jumat, 23 November 2012

Skema Geologi, Jenis Batuan, dan Bentuk Muka Bumi


13. Dapat membedakan jenis-jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya.

            Jenis-jenis batuan dan proses pembentukannya.

1.  BATUAN IGNEUS DAN BATUAN BEKU
            Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu batuan yang terbentuk sebagai hasil dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran magma yang mendingin (Walter T Huang, 1962). Batuan beku merupakan jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, di tengah perjalanan dan ketika sudah berada di atas permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian bawah permukaan kerak bumi. Seperti telah diketahui bahwa pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya, di tengah perjalanan dan ketika sudah berada di atas permukaan bumi. Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut batuan beku luar atau efusif.

Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri utama, yaitu :
1.     Tidak mengandung fosil.
2.     Teksturnya padat, mampat serta strukturnya homogeny dengan bidang permukaan ke semua arah sama.
3.     Susunan sesuai dengan pembentukannya.
Pada batuan yang terbekukan secara plutonik, proses pendinginannya lambat sehingga dapat membentuk mineral butir kasar dan holokristalin (seluruhnya berbentuk kristalin). Adapun pembekuan di permukaan bumi, proses pendinginan relatif sangat cepat sehingga kristal yang dihasilkan berukuran kecil (halus), bahkan tanpa kristal sama sekali. Tekstur batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
1.     Faneritik
            Yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin. Lebih dari separuh kristal berukuran besar dan dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa kaca pembesar).
2.     Forfiritik
            Yaitu kondisi tekstur batuan yang mengandung fenikris (ktistal besar) yang terikat dalam massa dasar yang halus.
3.     Afanitik
            Yaitu meninggalkan batuan dalam susunan kristal butir halus atau seluruhnya berupa benda gelas. Jarang mineral tunggal yang dapat diidentifikasi dengan mata biasa, bahkan dengan kaca pembesar sekalipun.
         .
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
      1.  Batuan beku plutonik
2.  Batuan beku vulkanik
             Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.

  a. Batuan Andesit                                        b. Batuan Gabbro                                     c. Batuan Basalt
BATUAN                          http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image006.jpg                         http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image008.jpg

  d. Batuan Dacite
http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image010.jpg





2. Batuan Endapan atau Batuan Sedimen.
            Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis). Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi tiga jenis:
            a. Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik.
            Batuan sedimen klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sedimen klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Mineral-mineral yang sering ditemukan dalam batuan sedimen klastik antara lain adalah kuarsa, mineral lempung, mika halus, feldspar dan chert dan mineral-mineral berat seperti hematite, zircon, turmalin, epidot, garnet dan hornblende.
            Klasifikasi sedimen klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai berikut :
  • Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256 mm.
  • Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2 mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
  • Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06 mm, mulai dari lempung hingga debu kasar.
Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan kaolin.

           

            b. Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi.
            Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt Mineral non klastik umumnya terbentuk oleh proses pengendapan dan larutan, reaksi kimia, atau proses biologic. Batuan sedimen ini biasanya mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert.
      Sedimen non klstik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-klastik yang utama adalah batu gamping atau dolomit. Batuan non-klstik sebagai hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang dari unsur organik adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-klastik) antara lain travertin, stalagmit dan stalakti.
  • Sedimen organik
            Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batu gamping terumbu, batu gamping (limestone), napal batu kapur yang bercampur dengan lempung, dolomite, fosfat, guano dan batu bara.
  
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenic, dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
           
            Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
  • Batuan endapan biasanya berlapis-lapis.
  • Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang koral dan serat-serat kayu.
  • Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusunnya.
            Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah :
·        Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang bersudut.
·        Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.
·        Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm.
·        Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm.
·        Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm.

http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image012.jpg           http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image014.jpg      http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image016.jpg





3. Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock).
            Batuan metamorphosis atau Batuan metamorf yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan, temperatur, atau tekanan dan temperatur (HGF Winkler, 1967 dan 1979). Akibat bertambahnya temperature / tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. Salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150°Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika / kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
            Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh di bawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
            Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
     



            Dibawah ini merupakan contoh batuan metamorf :

http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image018.jpg                http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image020.jpg                http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image022.jpg                http://geo-nana.netii.net/images/index2_clip_image024.jpg

             Kerak Bumi (termasuk litosfer) dan mantelnya terbuat dari batu. Dalam bangunan batuan biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, batuan juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batuan alam.


14. Dapat menjelaskan bentuk-bentuk muka bumi sebagai akibat tenaga geologi.
            Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen dalam Pembentukan Muka Bumi.
            Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.
tenaga endogen dan eksogen
1. Tenaga Endogen
tenaga eksogen dan endogen
            Tengaga Endogen juga bisa disebut tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).
1. Proses Diastropisme.
            Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.
2. Proses lipatan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZdJQruHH4V04MKF5JOi73IyLRXrFYwUVrhsoDAFVo9ezPnoLZZNxzqQHIbyPtNudM58kUa2zeqX9-2KUMFPTXlE7W9wmLTJr0y7pLu3MOM-wsLFGuIaRKE20PP0f4bNemBTjbj6KOTac/s400/gth.jpeg

            Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bumi melipat menyebabkan terbentuknya puncak dan lembah. Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu:
1. Puncak lipatan (antiklin).
2. Lembah lipatan (sinklin).

3. Proses Patahan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi00Qw61M-uszKT5btQiSjp6LgfNFW4pT2IVrxL5tSulWtYoQBEvkowtD1dtO1BGJRQvYhLBPXextIeU_bYSEUqZXNuWQZWfo4wz8AdZ4w8a2Xwb5HpQidGdG5vZ9ek3hdmYwfwxrSnC0w/s400/mn+m+nm.jpeg   https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoit3duOxb63yl8p8HasOCOpf_clTRYX-J_JOI4SOCyXfan_pug8MaNfXxydw9cyi4W7aWlkPfLD7YtlNTe-yPrLRq4L5igrpPfzcglhqRVqJgq48GtB7Y9dkl8BvfdRG9lfOIP3AkPyE/s400/efrgt.jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-kMfYNdpEUubrQEpyr9wsCOTJROBL5wefjubZzcIa-Cycrt4ivLN5cRF8pBv4wIJVtt4p6hqL5mqkCs7a-au-C1xbBpKur87BnqylIOkwL8SFjFHWNjTSVqyLb0epjAWZ56GRdpzL5c/s400/pthh.jpeg

            Proses datropisme juga dapat menyebabkan struktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapisan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
4. Vulkanisme
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFnvP3GP1KexSkqb2L6750Li0vvda_hCSniLEQwzU2Pj1D5gywDduDdPmx19tlkntncCe58jq3N1o_oehlvK53TVHIXpWLAfHpB7p_8j6bTuokrqIzlRHIQKDYa8pRvXYGXY-6Psc6m0I/s400/bvn+b.jpeg    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH5ccoq6DQsFdDXYthscE21mTeK4Pnok5MzjbRA1BL2hJ91WdSAc0NFL6-08fGV70XgRcBoJIF7hBWi-XMVLeOl8tt-MEyYVp-VBY0U8M0BSrhCPItFnTtQdvApyWA3KqUdVxyjUDh4TA/s400/m+%252Cm.jpeg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-ynpvoxtMlBvbu4kICocpJcyCWMLwzb04L8TpD9WZrIZ0sy3txcRFGu7WSzvtH5wZrFUMK6HQNl3Yv-JfQ2f5DdPIj9MBf2tzLzGFa-l2acdUe18Kw1esb5giHb4gTUFcIDqu7yX5hTA/s400/vi.jpeg
            Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulkanisme. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivitas keluarnya magma di gunung api. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunung api. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antar lampang. Beberapa gunug api ditemukan berada di tengah lempeng yang disebabkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot). Para ilmuan menduga aliran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan meletus di permukaan.
Bentuk-Bentuk Gunung api.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKXnxc2DaSV1tOFcwQm_bOZMvhIbTBRnQfRckth8_7dUlm5Eb2rlceFob9UIv4B86ehbEyNnNRwCU6iFZeeRawJwDf_bgjc87PuNvMV_UZPAiwUUzfhQlY07j9UQfAh_sXVfvI6miyjYE/s400/n+bnm.jpeg
Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang berbeda yaitu :
1. Gunung api Prisai : Gunung api perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri gunung api perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar. Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.
2. Gunung api Maar  : Gunung api Maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung Maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia).
3. Gunung api Starto : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti : Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci.
Gejala Vulkanisme
Gejala Vulakanik ada dua yaitu :
  • Pravulkanik
            Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunung api. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunung api adalah :
1.        Kenaikan suhu udara di sekitar gunung api drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas).
2.        Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
3.        Meningkatnya bau belerang yang menyengat.
  • Pascavulkanik (postvulcanic)
            Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam fase istirahat.



 

 

·        Pengertian dari Tenaga Eksogen

            Tenaga Eksogen Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
·        Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
·        Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
·        Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
            Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan batuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.


1. Pelapukan.
            Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
  • Sinar matahari
  • Air
  • Gletser
  • Reaksi kimiawi
  • Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu:
·        Pelapukan Mekanik.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil, tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
·        Pelapukan Kimiawi.
Pelapukan adalah penghancuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiawi batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiri dari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
·        Pelapukan Organik.
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas hewan (cacing tanah dan serangga).

2. Erosi
Erosi                                                              Erosi oleh angin                                         Erosi oleh air
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhblYiHVpQk0WfZ1rV4DQ1uv-Q03LysMSIXkNGdw9aA9i6u5PvZ7oYotUuiJqRFJaiGENCyNDpNQBBcUAZfHV6mOqpPqv6T8Wsa22OQc_mQ5VvC5j-q9skxyIaqYpvB6Oe2vBlSbF-mOt4/s400/axzsxc.jpeg     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPCji8v8NRbVyvUYL3nJMXu_SU7KbQlf3Y9SxeixHdRc1Z17X2vDmEhGnV2IhTUOQembtcj1uurIQtWBB8FHcEB8rulX5yTUX3Ou6bl8vqR6Cs6XqyEXugITvoVcJ88yaIZhOvFsZu1w8/s400/ergfcg.jpeg     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3oHPiBt5O9wZYABAS0KBpNrWTY18UYFtX8AEKbmRyt7PurHiKfiyBnpltGdMFUkzljyxTKdJCihLkOBPJB_Xycy_dbg4GsAfP12b42ITV5eAJIMTkmFCKBhI5rNaqw8Ms29dZGV2tnmc/s400/fvrfbg.jpeg
Gua dalam tanah akibat erosi
  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-lqoJHd64eTtGm8bWkBNg2MUWUEahi-mUesIArzxY-1jCSDqfAPVcqS2IvGfldXb7C1U26d289HMEMb4JzlVbnyx2fASdX6FRuyMsmjCrhPIFwcXzqRJ6jVkpmuTklzVEnkHVvjsFH0U/s400/sxas.jpeg

            Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya.
• Tahapan dalam Erosi Air
            Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
1.        Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
2.        Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :  coklat, warna air yang terkikis menjadi lebih pucat, kesuburan tanah berkurang.
3.        Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebagai tempat mengalirnya air.
4.        Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.




12.  Dapat membuat skema tenaga geologi
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar