13.
Dapat membedakan jenis-jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya.
Jenis-jenis batuan dan proses pembentukannya.
1. BATUAN IGNEUS DAN
BATUAN BEKU
Batuan beku
atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu batuan
yang terbentuk sebagai hasil dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil
penghabluran magma yang mendingin (Walter T Huang, 1962). Batuan beku merupakan
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan
magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari
dapurnya, di tengah perjalanan dan ketika sudah berada di atas permukaan bumi.
Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan
terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur,
penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku
telah berhasil dideskripsikan, sebagian bawah permukaan kerak bumi. Seperti
telah diketahui bahwa pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada
saat sebelum magma keluar dari dapurnya, di tengah perjalanan dan ketika sudah
berada di atas permukaan bumi. Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar
dan terjadi pada saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah
perjalanan disebut batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar
dan membeku di permukaan bumi, disebut batuan beku luar atau efusif.
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga
ciri utama, yaitu :
1. Tidak mengandung fosil.
2. Teksturnya padat, mampat serta
strukturnya homogeny dengan bidang permukaan ke semua arah sama.
3. Susunan sesuai dengan pembentukannya.
Pada batuan yang terbekukan secara
plutonik, proses pendinginannya lambat sehingga dapat membentuk mineral butir
kasar dan holokristalin (seluruhnya berbentuk kristalin). Adapun pembekuan di permukaan
bumi, proses pendinginan relatif sangat cepat sehingga kristal yang dihasilkan
berukuran kecil (halus), bahkan tanpa kristal sama sekali. Tekstur
batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
1.
Faneritik
Yaitu kondisi batuan dalam bentuk
kristalin. Lebih dari separuh kristal berukuran besar dan dapat dilihat dengan
mata biasa (tanpa kaca pembesar).
2.
Forfiritik
Yaitu kondisi tekstur batuan yang
mengandung fenikris (ktistal besar) yang terikat dalam massa dasar yang halus.
3.
Afanitik
Yaitu meninggalkan batuan dalam
susunan kristal butir halus atau seluruhnya berupa benda gelas. Jarang mineral
tunggal yang dapat diidentifikasi dengan mata biasa, bahkan dengan kaca
pembesar sekalipun.
.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Batuan beku plutonik
2.
Batuan beku vulkanik
Perbedaan antara keduanya bisa
dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga
mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini
seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah).
Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya
lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi
rumah), dan dacite.
a. Batuan Andesit b. Batuan Gabbro
c. Batuan Basalt
d. Batuan Dacite
2. Batuan Endapan
atau Batuan Sedimen.
Batuan
endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan
(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis). Batuan Sedimen ini
merupakan batuan yang terbentuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh
lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum dibedakan menjadi tiga jenis:
a. Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik.
a. Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik.
Batuan sedimen klastik terbentuk
melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses
transportasi. Besar butir dari batuan sedimen klastik bervariasi dari mulai
ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan
penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk
sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu
pasir dan batu lempung. Mineral-mineral yang sering ditemukan dalam batuan
sedimen klastik antara lain adalah kuarsa, mineral lempung, mika halus,
feldspar dan chert dan mineral-mineral berat seperti hematite, zircon,
turmalin, epidot, garnet dan hornblende.
Klasifikasi sedimen klastik
dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai berikut :
- Ludit (psepit) termasuk berbutir
kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga bongkah (boulder) dengan
ukuran diameternya 2-256 mm.
- Arenit (samit) termasuk berbutir
sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-2 mm, mulai dari pasir halus hingga
pasir kasar.
- Lutit (pelit) termasuk berbutir
halus, ukuran diameternya 0,04-0,06 mm, mulai dari lempung hingga debu
kasar.
Contoh sediment
klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan kaolin.
b. Sedimen non-klastik yang
terbentuk karena proses kimiawi.
Batuan sedimen kimia terbentuk
melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi
batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan
batu garam (salt Mineral non klastik umumnya terbentuk oleh proses pengendapan
dan larutan, reaksi kimia, atau proses biologic. Batuan sedimen ini biasanya
mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert.
Sedimen non klstik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-klastik yang utama adalah batu gamping atau dolomit. Batuan non-klstik sebagai hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang dari unsur organik adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-klastik) antara lain travertin, stalagmit dan stalakti.
Sedimen non klstik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non-klastik yang utama adalah batu gamping atau dolomit. Batuan non-klstik sebagai hasil evaporit (menguap), antara lain batu garam, denhidrit, dan gypsum, sedang dari unsur organik adalah batu bara. Contoh batuan sedimen kimiawi (non-klastik) antara lain travertin, stalagmit dan stalakti.
- Sedimen organik
Batuan sediment organik terbentuk
dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk
(source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batu gamping
terumbu, batu gamping (limestone), napal batu kapur yang bercampur dengan
lempung, dolomite, fosfat, guano dan batu bara.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenic, dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenic, dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan
sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
- Batuan endapan biasanya
berlapis-lapis.
- Mengandung sisa-sisa jasad atau
bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang koral dan serat-serat
kayu.
- Adanya keseragaman yang nyata dari
bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusunnya.
Penamaan batuan sedimen biasanya
berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah :
·
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2
mm dengan bentuk butiran yang bersudut.
·
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2
mm dengan bentuk butiran yang membudar.
·
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm
sampai 1/16 mm.
·
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 1/256 mm.
·
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256 mm.
3. Batuan
metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock).
Batuan metamorphosis atau Batuan metamorf yaitu batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami
perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat
perubahan kondisi fisika tekanan, temperatur, atau tekanan dan temperatur (HGF
Winkler, 1967 dan 1979). Akibat bertambahnya temperature / tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru
dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu
sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang
merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan
dari batu pasir. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan
meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan
kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. Salah satu kelompok utama batuan
yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah
ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang
berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar
dari 150°Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika / kimia
yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan
metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis,
batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian
besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan
kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh di bawah permukaan
bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu
tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam
batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang
bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini
tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita
informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di
dalam permukaan bumi.
Dibawah ini merupakan contoh batuan
metamorf :
Kerak Bumi (termasuk litosfer) dan mantelnya terbuat dari batu. Dalam bangunan
batuan biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian
kurang dari 10 meter, batuan juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan
dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batuan alam.
14.
Dapat menjelaskan bentuk-bentuk muka bumi sebagai akibat tenaga geologi.
Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen dalam Pembentukan Muka
Bumi.
Bentuk-bentuk
permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan permukaan bumi
yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga
geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.
1. Tenaga Endogen
Tengaga
Endogen juga bisa disebut tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah
tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses
diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar
lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).
1. Proses Diastropisme.
Proses Diastropisme adalah
proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa
dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.
2. Proses lipatan
Jika tenaga
endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang
mengakibatkan permukaan bumi melipat menyebabkan terbentuknya puncak dan
lembah. Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu:
1. Puncak lipatan
(antiklin).
2. Lembah lipatan (sinklin).
3. Proses Patahan
Proses
datropisme juga dapat menyebabkan struktur lapisan-lapian batuan retak-retak
dan patah. Lapisan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan
yang membentuk patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah
patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
4. Vulkanisme
Tenaga
tektonik dapat mengakibatkan gejala vulkanisme. Gejala vulkanisme berhubungan
dengan aktivitas keluarnya magma di gunung api. Proses keluarnya magma ke
permukaan bumi disebut erupsi gunung api. Proses vulkanisme terjadi karena
adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antar lampang. Beberapa gunug api
ditemukan berada di tengah lempeng yang disebabkan oleh tersumbatnya panas di
kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot). Para ilmuan menduga aliran
magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan meletus di permukaan.
Bentuk-Bentuk Gunung api.
Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat
dibedakan menjadi tiga bentuk yang berbeda yaitu :
1. Gunung api Prisai : Gunung api perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri gunung api perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar. Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.
1. Gunung api Prisai : Gunung api perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri gunung api perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar. Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.
2. Gunung api Maar
: Gunung api Maar terbentuk dari letusan
berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan
mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma
yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat.
Contoh gunung Maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate
(Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia).
3.
Gunung api Starto : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang
berulang-ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava.
Sebagian besar gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti : Gunung
Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci.
Gejala Vulkanisme
Gejala Vulakanik ada dua yaitu :
- Pravulkanik
Pravulkanik adalah tanda-tanda atau
gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunung api. Tanda-tanda akan terjadinya
letusan gunung api adalah :
1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunung api
drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas).
2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun
dari gunung.
3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat.
- Pascavulkanik
(postvulcanic)
Pascavulkanik adalah gejala dimana
gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam fase istirahat.
·
Pengertian dari Tenaga Eksogen
Tenaga Eksogen Tenaga eksogen
yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah
merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau
tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat
mengubah bentuk permukaan bumi.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
·
Atmosfer,
yaitu perubahan suhu dan angin.
·
Air
yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser,
dan sebagainya.
·
Organisme
yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Di permukaan
laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga
eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme
atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan,
kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser
atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan,
ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan batuan
hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai.
Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya
terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut
kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah
pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil
akibat tiupan angin.
1. Pelapukan.
Pelpukan
merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan
dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media
penghancuran, berupa:
- Sinar matahari
- Air
- Gletser
- Reaksi kimiawi
- Kegiatan makhluk hidup
(organisme)
Peroses pelapukan
terbagi jadi tiga, yaitu:
·
Pelapukan Mekanik.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengikisan dan
penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil, tetapi tidak
mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan
suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
·
Pelapukan Kimiawi.
Pelapukan adalah penghancuran dan pengkikisan batuan dengan
mengubah susunan kimiawi batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiri
dari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
·
Pelapukan Organik.
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup,
seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas hewan
(cacing tanah dan serangga).
2. Erosi
Erosi Erosi
oleh angin Erosi
oleh air
Gua dalam tanah akibat erosi
Erosi
seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan
erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang
bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi
dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya.
• Tahapan dalam Erosi Air
Proses
pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda
sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
1. Erosi percik,
yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
2. Erosi lembar,
yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya
berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : coklat, warna air yang terkikis menjadi lebih
pucat, kesuburan tanah berkurang.
3. Erosi alur,
adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur
pada tanah sebagai tempat mengalirnya air.
4. Erosi parit,
adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila
erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada
tingkat ini tanah sudah rusak.
12. Dapat membuat skema tenaga geologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar